Jumat, 24 Juli 2009

Sebuah harapan

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Kembali bercengkrama dengan NetRemix yang kutinggalkan begitu lama. Ku pikir masih terdapat bugs yang harus diperbaiki terutama driver adapter wifinya. Karena seringnya host unreachable di tengah2 perjalanan. Pusing yang melandaku, kembali dan kembali lagi. Sepertinya aku kurang memperhatikan kesehatanku sejak aku terjun ke dunia nyata yang bagaikan mimpi bagiku. Dari bobot 58 kg, tanpa diet dan minum obat-obatan pelangsing seperti yang selalu ku lakukan semasa SPRG dan kuliah, akhirnya aku dapat menurunkan berat badanku yang aku sendiri tak sadar berat badanku turun begitu jauh, 43 kg. Semestinya masih ideal untuk orang setinggi aku, namun keluarga dan teman2ku selalu berkata aku terlalu kurus. Yah, ternyata 43 itu tidak lebih dari berat tulang yang memonopolinya. Maka tampak badanku seperti tulang dibalut kulit.

Hari ini, pusing itu masih melandaku. Ngambang entahlah. Check up yang ku jadualkan ingin kulakukan tak terlaksana karena malas. Apa yang kurasakan di Jumat yang agung ini? Perbincangan dengan seseorang di Kamis malamnya hingga dini hari memasuki Jumat agung, tentang sebuah harapan, cita-cinta, mimpi, membuat terbangun di pagi hari dan langsung berdoa kepada Allah swt dengan penuh pengharapan, apa pun yang terjadi kemarin dan hari ini, selanjutnya adalah yang terbaik dariNya. Cita cintaku, aku yakin Allah mengasihiku. Itu yang lebih utama bagiku, karena sering aku merasa cemas jika sesuatu yang kujalani ini menuruti nafsuku maka aku akan celaka, aku takut ditinggal olehNya. Apakah aku orang yang pasrah? Tidak, aku bukan orang yang pasrah. Aku tidak akan berserah pada hidup tanpa berbuat apa pun. Gejolak kerinduan membuncah dalam dada, teror dari orang-orang yang menyayangiku, dan status diriku yang kodrati perempuan banyak mempengaruhi cara berpikir dan bertindakku. Namun aku harus berusaha menguasai nafsu diriku, aku ingin benar-benar cita cintaku berjalan karena Allah semata. Aku punya cara tersendiri untuk mempertahankan cita cintaku dan aku yakin caraku ini akan terbaca oleh orang yang benar benar mengasihiku karena Allah. Aku tak ingin cita cintaku berjalan diatas kebimbangan walau hanya setitik. Karena itu akan menghancurkan seluruh sendi cintaku. Seperti pepatah berkata "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga". Aku ingin cita cintaku, kerinduanku berjalan tanpa ada kebimbangan sedikitpun.

2 komentar:

admin mengatakan...

Apakah aku orang yang pasrah? Tidak, aku bukan orang yang pasrah. Aku tidak akan berserah pada hidup tanpa berbuat apa pun.... ape yang udah dibuat mangnye?

Siti Anggareni mengatakan...

kalo sakit, minum obat. kalo haus minum air, kalo lapar makan. malas masak beli, malas beli minta tolong orang belikan. kan ikhtiar tuh buat hidup. hihihi