Jumat, 24 Juli 2009

Kata hati

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Ya Allah bimbinglah aku agar apa yang aku tulis tidak menyesatkan.

Perbincangan di malam Jum'at yang dingin namun terasa hangat walau berjauhan, mungkin dikarenakan ada sesuatu yang tersimpan di dalam hati yang sanggup mengubah dingin menjadi hangat. Yah, hati sanggup mengubah kebekuan menjadi cair, walau tanpa kata-kata kebekuan itu terasa hangat. Dan sebaliknya, dalam sekejap hati bisa berubah menjadi dingin, beku, penuh dengan amarah. Itulah refleksi diri manusia sesungguhnya. Apa dan bagaimana manusia itu, ada pada hatinya. Namun hati adalah tempat yang sangat tertutup bahkan ada sang pemilik hati yang tidak dapat mengetahui apa sesungguhnya isi hatinya.

Perbincangan tentang mimpi dan cita cinta. Perbincangan tentang bagaimana caranya agar mimpi dan cita cinta bisa terwujud. Sebuah perbincangan tentang perjalanan cita cinta yang cukup panjang. Aral didepan yang sudah tertebak belum ditemukan jalan keluarnya, entah bagaimana dengan aral yang tersembunyi. Melangkah sambil terus berharap agar langkah ini semata-mata karena keinginan Sang Khaliq bukan keinginan diri sendiri. Dan ketika diri sudah yakin bahwa langkah ini adalah kehendak-Nya maka diri pun sanggup menguatkan mental bahwa aral pasti terlewati dengan baik.
Mimpi dan cita cinta sering membutakan hati akan keberadaan Sang Khaliq, ego diripun mulai menunjukkan jatinya seakan-akan berkata, "Aku adalah kebenaran". Namun, satu hal yang aku yakini, sebuta apa pun mata hati, sedigdaya apa pun ego, hati tak pernah bisu. Hati tak pernah bisu akan fitrahnya. Fitrahnya untuk menjadi hamba Tuhan yang utuh, berpijak pada kebenaran walau jasad sering membuat kerusakan.

Seorang laki-laki hidup dan menafkahi keluarganya dari harta yang diperoleh secara tidak benar. Ia selalu saja menggaungkan Tuhan lebih tahu aku cari uang untuk keluarga. Pahalanya lebih besar. Namun, ketika ia dalam keadaan sekarat, sontak ia memohon ampun kepada istri dan anak-anaknya karena telah menafkahi mereka dari jalan yang dimurkai Allah. Inilah kata hati manusia, ia akan selalu kembali kepada fitrah manusia yaitu menjadi hamba Tuhan yang utuh.

Seorang ayah yang semasa hidupnya selalu merampok dan membunuh, ketika menjelang ajal, ia berwasiat kepada keluarganya agar mayitnya dibakar dan abunya diterbangkan di gunung tertinggi, sehingga abu itu akan terbang terbawa angin ke segala penjuru agar malaikat tak dapat menjamah jasadnya untuk dihisab di alam kubur.

Itulah fitrah manusia, meski ia melakukan sesuatu yang ia anggap benar, namun ada yang lebih benar menurut kata hatinya, dan biasanya kata hati selalu kembali kepada fitrah penciptaan manusia.

Apa yang telah engkau putuskan meski tampak menyakitkan tapi jika engkau yakin itu adalah suara hatimu, maka yakinlah itu yang baik. Bangkitlah dari keterpurukan penyesalan, karena jika engkau masih menyesali apa yang telah engkau putuskan, maka itu bukanlah yang terbaik yang engkau putuskan melainkan ego telah menguasai dirimu

Tidak ada komentar: